Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2012

tujuh-satu-sepuluh => tujuh-satu-dua belas

Seandainya semudah mengedipkan kelopak mata Aku akan lebih sering melakukannya Seandainya semudah membalikkan telapak tangan Aku akan lebih sering meninggalkannya Kembali lagi ke tanggal tujuh bulan satu. dua tahun yang berlalu, aku masih ingat sekali saat di mana aku mulai belajar mengevaluasikan diriku menjadi lebih baik. Tapi kenyataannya aku masih berjalan di tempat sambil melihat mereka yang lalu lalang, hanya bisa tersenyum getir mendengar sapaan “Dadah aku duluan” kira-kira seperti itu. Atau sekadar bergurau, “Hei, ngapain kamu masih duduk manis di sini? tidakkah kamu merasakan sesuatu.” Mereka yang meninggalkan aku atau aku yang sudah jauh tertinggal. Entahlah. Yang aku tahu aku masih di sini, tak bergerak, pasif. 2011 yang penuh dengan keunikan 2011 yang penuh dengan keanehan Segala rasa bercampur aduk menjadi satu. Senang, sedih, berat, takut, bingung, tawa, intinya kegelisahan terparah sepanjang masa. Semoga tidak terjadi lagi di ta

Tentang Rindu Kita

Aku masih ingat saat bias matamu menelusup dan bersemayam dalam sadarku Menebarkan bulir-bulir keelokan yang tiba-tiba merasuk rongga dadaku Kamu pernah menepikan hatimu di belantara jiwaku, membuat aku tersadar tentang kata rindu Sekelebat bayangmu singgah Membuatku kembali mencoba mengeja satu demi satu titik pengharapan Aku ingin bertemu, paling tidak ada sesuatu yang akan kuberikan untukmu Dan semoga kamu suka meski tidak seberapa Tapi, kapan? Semoga dirimu baik-baik saja dan semoga kita bisa bertemu dan menumpahkan rindu ini, secepatnya... *Aku rindu menunggumu saat turun bus kota di depan halte Perpustakaan Nasional, hari senin kan itu?* Sebenarnya aku tidak bisa berpuisi ^^

Sekitaran Monas

Tempat kenangan yang pernah saya kunjungi: MONAS Entah kenapa harus MONAS yang jadi nomor satu, yang pasti di tempat ini memang banyak kenangan yang sulit dilupakan. Di sana ada abang-abang penjual ketupat sayur yang enak banget, asli! Pernah juga saya jalan kaki bersama dua orang teman menuju MONAS mentok beli ketupat sayur doang. Dan di tempat itu pertama kali saya beranikan diri untuk bertemu dengan teman facebook, seorang teman yang luar biasa dan sangat istimewa menurut pandangan saya padahal dulunya saya takut diculik. Bersepeda ke MONAS juga jadi hal terindah bersama teman-teman zaman sekolah dulu, meski sempat bertengkar dengan supir angkot di jalanan. 2. Perpustakaan Nasional seberang MONAS Ah, perasaan enggak jauh-jauh dari MONAS. Iya memang enggak jauh, perpustakaan ini asik dan nyaman buat baca buku, diskusi, tapi saya lebih sering numpang internet gratisan, maklumlah, Indonesia, gitu. 3. Halte bus Perpustakaan Nasional, seberang MONAS juga

H a m p a

Mengais serpihan sepi yang menelusup Sunyi itu menikam, menelantarkan hati dengan jerit ketakutan Merambah hingga ke pucuk getar sayup Sedu sedan, menasbihkan kata melibas keterasingan Sepotong senyum yang ada pada arakan senja Mengusik sepi menjadi tawa merekah Menatap nanar segulung kehampaan Sampai hujan menghapus puing jengah Dan Aku berpayung pada satu jejak langkah Tertatih menuju dermaga cahaya ungu Mencercap lugu sapa yang memagut kisah Hingga mimpi bertekuk ilusi menjadi nyata Kamis, limaaprilduaribuduabelas Persinggahan Nila