Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2013

Kenapa Saya Suka Jalan-jalan?

Gambar
Pertanyaan aneh, kalo ditanya gitu semua orang juga suka jalan-jalan mah, refresing. Siapa yang nggak mau? Masalahnya kenapa? Mungkin gara-gara keseringan jalan-jalan sendirian, itu pula yang menjadi alasan saya suka ke stasiun, suka sunset, suka sunrise, suka funbike, dan nyaris saya lebih milih jalan-jalan dibanding sekolah, dulu, sekarang saya mau coba atur waktu sebisa mungkin. Ada waktunya kuliah (karena sekarang udah kuliah), ada waktunya kerja, ada waktunya ibadah, ada waktunya jalan-jalan sendirian, jalan-jalan rame-rame, mendaki gunung, ke pantai, dan menulis. Alasan saya jalan-jalanpun bukan hanya sekadar havefun, bukan sekedar jalan trus bikin postingan di blog, upload poto di jejaring social, biar temen-temen pada baca. Woi gue pernah ke tempat ini loh, gue pernah mendaki gunung diketinggian sekian loh, liat deh potonya keren-keren kan? Makanya lo pada kesana dong. Jujur, itu alasan yang dangkal banget. Yang ada justru saya akan tinggi hati dan pamer gak ada uj

Kau Tahu Bagaimana Rasanya Menjadi Robot?

Bismillahir rahmaanir rahiim... Ketika hal yang kebanyakan orang menolak tetapi kau tidak bisa, kau patuh, kau nurut, kau tidak punya alasan untuk mengeluh, kau tidak bisa menuntut macam-macam, kau tidak pernah bisa protes, kau diam seribu bahasa. Tidak peduli seberapa sulit yang akan kau lakukan. Kau tahu robot, kan? Benda ciptaan manusia yang sengaja diprogram untuk membantu kegiatannya. Robot bisa melakukan apapun, ia akan melakukan apa yang kau inginkan, tanpa lelah, tanpa harus ngedumel, tanpa rasa capek, tanpa lelah, kalau baterainya habis tinggal diganti dan lanjutkan pekerjaan, selesai. Tapi, robot kan tidak punya hati! Kalau saja ia memiliki perasaan seperti manusia, sudah barang tentu ia akan tahu rasanya menjadi manusia yang bertingkah menyerupai dirinya. Dalam kehidupan sehari-hari terkadang kita terjebak dalam keadaan yang memaksa kita berperilaku seperti robot. Berarti hebat dong, robot itu kan super canggih? Secanggih apapun robot, meskipun ia sud

Enam Derajat Keterpisahan dan Tiga Derajat Pengaruh

Revisi tulisan lama, baca tulisan ini kudu fokus biar paham, saya kebetulan lagi iseng-iseng baca demi mengundang mood menulis saya. Trus saya iseng baca tentang teori Enam Derajat Keterpisahan dan Tiga Derajat Pengaruh. Buat saya ini menarik banget, makanya saya pengen bagi-bagi cerita ke temen-temen, mungkin ada yang ikutan tertarik nantinya, atau malah udah tahu jalan ceritanya? Yah, gak seru dong catatan saya :D Apa sih Enam Derajat Keterpisahan itu? Maksudnya begini bahwa setiap orang bisa terhubung ke orang lain di seluruh dunia melalui Enam orang, dimulai dari orang yang paling kita kenal. Percaya gak? Jadi, menurut Stanley Milgram . Kenal gak kalian? Saya juga gak kenal :p intinya beliau ini melakukan percobaan tentang Enam derajat keterpisahan tersebut. Konsepnya begini: Kamu dan teman kamu, itu terpisah satu derajat. Temennya temen kamu , itu terpisah dua derajat dari kamu. Temennya temennya temen kamu, itu terpisah tiga derajat dari kamu. Temennya temen

Dambaku di 17 September (Cerpen)

Bila ada satu nama ku rindu Selalu sebutkan namamu Seperti bintang indah matamu Andaikan sinarnya untuk aku Seperti ombak debar jantungku Menanti jawabanmu…             Kau tahu, ini adalah salah satu yang lagu yang mewakili perasaan aku saat ini. Sekarang aku mengerti bahwa acap kali aku terpaku diam dan hanya memendam rindu dalam kalbu yang masih menyimpan luka itu, luka yang sudah pernah infeksi. Hanya saja kau memberikan aku harapan, membuatkan aku obat mujarab yang seketika mengembalikan kembali serpihan jundi-jundi hati pada tempatnya, seperti dahulu saat pertama kali aku mengenal kau,             Aku tak pernah sekalipun berpikir akan senekat ini, karena aku hanya lelaki lembut, katanya. Kau tentu tahu, kan, bahwa kata lelaki lembut adalah sebuah sindiran untukku yang pendiam. Jika mengingat hal itu aku seperti tak pernah bisa lepas dari bayang-bayang itu sama sekali, karena sudah melekat kental di otakku. 5 Juli 2006             Aku kembali mengeja u

Selamat Datang di Palembang (2)

Gambar
Melanjutkan kisah ini  (klik di sini) , setelah ngebolang ke Ampera dan Masjid Agung Palembang. Kami ke Pulau Kemaro.  orang Palembang udah gak asing lagi kali sama pulau ini. Sebelumnya kita kudu nyewa perahu buat nyebrang ke Pulaunya, wah asik naik perahu, setelah sesi tawar menawar akhirnya kita berangkat, kayaknya dibayarin lagi deh pikir saya, eh ternyata bener, baik banget ya si Om, udah gitu mahal nyewa perahu sampe 170 ribu untuk 10 orang. Trus lagi asik-asiknya main air diatas perahu tau-tau udah sampe aja di pulau kemaro, ya ampun gak sampe 5 menit masa udah sampe sih, mending berenang aja kalo gitu, kayaknya abangnya ngerjain kita deh, eh maksudnya ngerjain si Om, ongkosnya dimahalin. SELAMAT DATANG DI PULAU KEMARO Wah tempatnya luar biasa, berasa di luar negeri, temen-temen pada rempong banget. “Ayo poto-poto, nanti kalo ditanya bilang aja kita lagi ada di Beijing.” “Siapa juga yang mau percaya.” “Eh makanya liat dong, suasananya mirip di Beijing, mer