tujuh-satu-sepuluh => tujuh-satu-dua belas

Seandainya semudah mengedipkan kelopak mata
Aku akan lebih sering melakukannya
Seandainya semudah membalikkan telapak tangan
Aku akan lebih sering meninggalkannya


Kembali lagi ke tanggal tujuh bulan satu. dua tahun yang berlalu, aku masih ingat sekali saat di mana aku mulai belajar mengevaluasikan diriku menjadi lebih baik. Tapi kenyataannya aku masih berjalan di tempat sambil melihat mereka yang lalu lalang, hanya bisa tersenyum getir mendengar sapaan

“Dadah aku duluan” kira-kira seperti itu. Atau sekadar bergurau,

“Hei, ngapain kamu masih duduk manis di sini? tidakkah kamu merasakan sesuatu.”
Mereka yang meninggalkan aku atau aku yang sudah jauh tertinggal. Entahlah. Yang aku tahu aku masih di sini, tak bergerak, pasif.

2011 yang penuh dengan keunikan
2011 yang penuh dengan keanehan
Segala rasa bercampur aduk menjadi satu. Senang, sedih, berat, takut, bingung, tawa, intinya kegelisahan terparah sepanjang masa. Semoga tidak terjadi lagi di tahun-tahun berikutnya sampai akhir batas usiaku.

Belajar untuk tidak lagi bertanya “Kenapa?”
Belajar untuk tidak lagi berkata “Seandainya…”
Karena inilah kenyataan hidup, bukan mendramatisir diri seperti dalam sinetron-sinetron.
Aku seperti tidak mengenal diriku sendiri, jauh, jauh, sangat jauh… hingga akhirnya semua sudah selesai. Sudah cukup bermain-mainnya. Terperangkap dalam kemunafikan yang tidak pernah berujung. Astagfirullah…


Aku hanya ingin mendapatkan suasana cair seperti dulu, menyenangkan. Kita berbicara tentang apa saja. Tidak dingin, tidak merasa menggurui atau digurui. Aku harus belajar lebih banyak lagi. Pengalaman ini membuat aku berpikir keras, terlalu banyak hal penting yang tidak kupedulikan, terlalu banyak hal bodoh yang aku lakukan.
Maukah kalian mengajariku segala hal tentang hidup? tentang sebuah hal yang tidak terdefinisikan. Tentang tiga kata yang sulit aku jalani (SABAR, IKHLAS, SYUKUR). Sebab aku ingin memulainya dari nol.


tujuh-satu-sepuluh => tujuh-satu-dua belas
Tepat dua tahun masa hijrahku



Kolong langit, 7 Januari 2012

Komentar

  1. saya juga turut merenung seusai membaca
    sabar, ikhlas, syukur
    tigal hal yang sangat penting dalam kehidupan...

    ~~salam semangat dan persaudaraan

    BalasHapus
  2. salam kenal gan, semoga hari ini bermanfaat dan sukses selalu

    BalasHapus
  3. @Akhmad Muhaimin: Terima kasih, mas. semoga bisa diambil ibrohnya... :)
    Salam...

    @Outbound: Yup, salam kenal juga.. InsyaAllah sukses... :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih sudah singgah. Silakan berkomentar :)

Postingan populer dari blog ini

TRAGEDI LEMBAH HIJAU

Apapun Selain Hujan (Review Buku)

Lima Pencapaian yang Terjadi di 2017