Belajar dari Ilalang

Bismillahir rahmaanir rahiim....

Wahai hati… Jika ditanyakan suatu hal kepadamu tentang ilalang, apa yang akan kau jawab? Jawabannya bisa jadi tumbuhan yang tidak berguna, tidak ada manfaatnya, hanya membuat muak siapa saja yang melihatnya, tumbuhan yang bandel karena sering kali dicabut namun tumbuh kembali dengan cepat. Menyebalkan.


Wahai hati… Kau seringkali bertanya, kenapa pula Tuhan menciptakan ilalang yang tiada berguna, penampakannya pun tidak begitu enak jika ditatap dalam keadaan yang lama, mengganggu pemandangan, katamu.


Wahai hati… Jika kau tengok tentang suatu hal yang berhubungan dengan bunga mawar nan indah, elok, dan cantik sekali, mungkin kau tidak akan bergeming untuk berpaling karena pesonanya. Namun akibatnya kau bisa saja tertusuk duri tajamnya.


Wahai hatiku yang tandus lagi gersang perangainya, itulah dunia. Semakin kau melihat pada keindahannya saja, kau akan semakin terjebak, tersesat bahkan sampai tidak tahu jalan pulang. Dan ketika kau melihat ilalang yang seolah hanya tumbuhan tidak bernilai harganya. Lagipula siapa yang sudi membeli tumbuhan ilalang? diberikan kepadamu pun sudah pasti akan kau tolak mentah-mentah.


Tapi, kau harus belajar tentang satu hal yang tidak kau dapat darimana pun, bahwasanya Tuhan menciptakan segala sesuatu memiliki maksud tertentu, mulai dari ketika seorang dihidupkan sampai dimatikan, tidakkah kau merasakan sesuatu?


Dan ketika ada hati yang merasa tak pantas untuk hidup, ketika ada hati yang merasa kesepian, ketika ada hati yang kehilangan, ketika ada hati yang tidak dianggap, ketika ada hati yang diabaikan. Seharusnya belajarlah dari ilalang. Lantas apa bedanya kau dengan ilalang? Bukankah kalian sama-sama merasa terbuang?


Hei… satu hal yang tidak kau miliki. Ilalang yang tandus meskipun berkali-kali dipatahkan, berkali-kali dicabut, berkali-kali dibakar. Mereka tetap berjuang untuk mencengkeram tanah, akar-akar mereka tetap berjuang untuk melihat dunia dan kembali seperti semula. Itulah bedanya kau dengan ilalang wahai hati… Jikalau kau belajar dari ilalang yang memiliki semangat juang yang tinggi. Tidakkah kau malu melihat dirimu?


Dan segala sesuatu diciptakan selalu punya maksud tertentu sampai ketika ditiadakan, pasti memiliki maksud. Tidak usah kau cari tahu apa maksudnya, kau hanya tinggal menikmati menjadi hamba Allah yang mengalir mengikuti aturan-Nya, itu saja.


Wahai hatiku yang tandus lagi gersang perangainya, ketika kau mulai tergerak, ketika kau belajar untuk mengerti, saatnya kembali. Menuju titik episode hidupmu yang mungkin tidak akan lama lagi, sekejapan mata.



:Untuk hatiku yang tandus dan gersang




Persinggahan Nila

18 Juni 2012

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TRAGEDI LEMBAH HIJAU

Apapun Selain Hujan (Review Buku)

Lima Pencapaian yang Terjadi di 2017