Lugu sapamu, Bu

Bangunlah, Nak."
Ceracau sapaan hangat hinggap ditelingaku
Aku bergeming, menelantarkan keluguanmu, Bu
Kembali mata terpejam, terdengar lagi bisikan syahdu
"Nak, Bangunlah."
Aku tetap bergeming, mengurung diri di alam mimpi
Berlimpah sepotong ilusi
Dan aku kembali menelantarkan lugu sapamu, Bu
"Hari semakin siang, Nak. Tidakkah kau malu pada ayam yang berkokok lebih dulu?"
Jejakmu tertinggal
Lagi-lagi menelantarkan lugu sapamu, Bu
Kau kembali mengais serpihan rupiah dengan tertatih hingga tepian senja
Peluhmu terlihat kasat mata, Luruh dalam keluguanmu
Kini,
Segalanya hanya kenangan yang tertinggal.


#sedang rindu Emak, betapa menyedihkan sendiri itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TRAGEDI LEMBAH HIJAU

Apapun Selain Hujan (Review Buku)

Lima Pencapaian yang Terjadi di 2017