Coretan tentang Perjalanan Kakek dan 3 Cucunya (By:Mbah Lina)


Setiap perjalanan meninggalkan kenangan
Dan setiap jejak meninggalkan pelajaran

Matahari garang. Saya, dua sahabat (jadi tiga cucu) dan kakek  (^__^V) sudah rusuh saling SMS-an. Apa yang perlu dibawa? Apa yang ketinggalan? Naskahnya udah ada di pikiran kan? Huwaa. Apa ini?!!

Cerita punya cerita, kami berempat berencana hiking. Ceile, berasa kemanaaa gitu. Eh, nggak ding. Masa hiking bawa motor? Hahaha. Setelah mempersiapkan segala sesuatu (kecuali yang dadakan. Termasuk lupa bawa rompi lapangan. He) Kami langsung capcus berangkat siang hari bolong ke Ciputat. Bukan langsung sih sebenarnya, coz ada yang harus disiapkan dulu untuk anak-anak FLP Ciputat pelatihan tanggal 12 Oktober 2012 berhubung kami merupakan bagian Kemendikbud yang jadi PJ acara Pelatihan Menulis FLPC.

Sampai Ciputat, kami bertiga menuju rumah pustaka (rumpus). Kasak kusuk nyiapain fiksasi acara, sertifikat, nyiapin berkas berkas buat mentoring, dan sebagainya. Temen saya (Erny) menuju Bank M****** (sensor) untuk bayar apa gitu saya lupa. Saya dan satu teman lagi (Fatul) menuju tempat fotocopyan. Ngeprint sertifikat de el el.

Sudah selesai? Belum. Erny dan Fatul kemudian pergi cari figura. Kakek kami (Yuku ^__^V) stay di rumpus untuk memberi penyuluhan (bahasanya ketinggian ni). Maksudnya ngasih arahan besok pelatihan ngapain aja buat staff Dikbud yang lain (Nur). Saya yang sudah selesai balik ke rumpus ikut ngasih penyuluhan lagi. ^^

Yap, semua beres. Staff sudah disiapkan mentalnya (ciee). Berkas sudah lengkap. Dan akhirnya, cao, kami berempat berangkat liputan sekaligus agenda lain (yang ini rahasia^^).

Melewati bukit, lintasi gunung (nyanyi. Hehe) kami melakukan perjalanan Mampang-Ciputat-Bogor dari jam setengah empat sore sampai habis Isya. Ya, waktu sampai molor karena harus shalat Magrib di jalan, plus belanja kebutuhan selama di sana (di mana? Mau tahu aja. Mau tahu banget sih:p). 

Jam 19.30 WIB perjalanan mencapai puncak ketegangan, melintasi sawah, danau, empang, bahkan jalan berbukit dan berbatu segede kepalan tangan kakek (hehe) harus kami lalui. Dan ahirnya, taraaaaaaa, kami sampai di rumah tujuan. Mau tahu rumah siapa? Rumah nenek di Puraseda, Cikaret!  Senangnya.^___________^

                                                                                                    ***

Planning sudah matang. Malam setelah ngobrol ngalor ngidul, kami sampai pada satu keputusan. Menjalankan agenda penting, yaitu MENULIS. Hehehe. Kalau menurut kalian nggak penting sih ya nggak apa apa. Tapi buat kami, ini adalah masa depan kami (Husyah, mikirnya kejauhan ye:p).

Mulai ngetik satu bab, dua bab. Tiba-tiba, lampu padam!
Panik?? Ya iyalah, secara tulisan baru dua bab, belum disave, belum ngapa-ngapain. Huwa! Semua jadi teriak teriak histeris. Untung nenek bilang (kaya lagu deh, nenek bilang:D) listrik biasanya cuma mati satu jam.

Satu jam menunggu lampu belum menyala lagi. Kesel? Tentu saja. Dan hal terakhir yang bisa kami lakukan adalah, tidur. Zzzzzzzz.

                                                                                                     ***
Pagi sudah datang. Saya dan ketiga teman masih manyun kuadrat karena listrik belum nyala. Bahkan, sampai kami beres-beres, liputan, dan balik lagi, lampu belum nyala juga (PLN kemana nii??). Daripada mangkel, kami pun akhirnya rebutan minum air kelapa.

Tahu nggak, kakek kan kan sedianya mau ngambilin kelapa dari pohonnya. Eh, udah nyampai atas turun lagi karena takut pohonnya tinggi banget, padahal satu tanjakan udah mau nyampe. Gubrak!! Kakekkkkkk!!  >_

Kami makan kelapa muda plus minum airnya dari hasil petik pamannya Erny. Wah, segerrrrr. Rasa mangkel pun hilang. Hehe. Setelah itu kami langsung makan siang dengan menu seadanya tapi, subhanallah, nikmatnyaaaa. ^^

Sore datang, kemudian malam mengetuk untuk hadir. Alhamdulillah, sorenya listrik udah nyala, jadi kami langsung ngebut nulis lagi. Lagi ngerjain proyek ini (Doain goal ya proyeknya:D).

Alih alih nulis, saya yang saat itu kebagian bab bab susah, pusing enam keliling mulai cerita dari mana. Demi itu, saya akhirnya nyari inspirasi dengan menonton banyak film populer di hardisk kakek untuk riset. Sssttt, saya nggak ngeracunin sih, tapi ujung ujungnya, yang lain pada ngikut nonton film. Hehehehe.

                                                                                                      ***

Pukul 02. 02WIB. Yang lain sudah tepar, saya masih asik ngutak atik film. Hm, akhirnya dapat ide juga (ting ting ting). Nggak pake lama tangan saya sibuk menekan tuts keyboard di laptop. Entahlah, seperti ada yang menuntun untuk terus menulis, dan menulis. Dan itu saya lakukan sampai jam 4 pagi (hoahemmm).

Lumayan. Ya, itu yang membuat saya tersenyum, naskah saya sudah selesai sampai bab 3, semoga cepat selesai deh. Amiin. Saya pun kemudian tidur menyusul mereka yang sudah terbang ke alam mimpi duluan. Percaya nggak? Saya cuma bisa tidur dua jam, karena jam 6 yang lain pada gedebukan bangun buat shalat, nerusin nulis, de es be. Tanpa banyak kata, saya ikut bangun, bukan untuk nulis, tapi mandi dulu. Bau kan. :p

Berempat selesai berbenah karena harus segera balik ke Jakarta, langsung saling mencocokkan perbab, dan saling comment. Pusing sumpah, denger komentar masing masing. Nggak ada yang bener ini (pegang kepala dengan muka nggak percaya:p).

Dengan janji segera memperbaiki dan menyelesaikan tulisan, kami siap siap balik. Pamitan sama nenek (yiaaaa, kakek pisah deh sama nenek:p), uwak (kata Erny), Sugi, dhedhe, dan semua yang ada di sana. Makasih ya, tumpangannya. Maafkan kami ya, Nek. Tamu yang tak diundang ini (ini salah Erny:p).

Jam setengah 8 pagi kami berangkat. Memulai perjalanan pulang ke Jakarta. Sumpah, kalau dikasih kesempatan balik lagi ke sana. Saya mau berhenti di hutan pinus yang takzim berdiri miring seperti patuh pada Yang Maha Agung. Lalu, ya itu, photo photo di Gunung Sindur. Kan sayang tuh, pemandangannya oke buat jadi background kenangan sebagai bukti. Bukti bahwa kami pernah ke sana, memulai mimpi di sana, dan akan menyelesaikannya di sana lagi, insya Allah. ^^
                                                                                                         ***
Tiga jam perjalanan tak berasa, meski kami sedikit beda jalan, dan akhirnya tunggu tungguan. Hehe. Ada sedikit resah hinggap, karena kami harus segera sampai di lapak. Tempat anak anak  kecil bermata telaga menunggu kedatangan kami dengan celotehan riang mereka. Meminta bantuan kami membaca A ba ta tsa secara fasih. Dan membantu mereka menenteng mimpi dalam bingkai visualisasi yang sederhana.

Jika ada yang bertanya apa kami tidak lelah setelah apa yang kami kerjakan di Cikaret, kemudian perjalanan yang lumayan lama juga? Sedikit lelah iya. Tapi kami akan lebih lelah dan merasa bersalah menelantarkan harapan mereka hanya karena kami, sedikit lelah. Toh, lelah kami belum sebanding dengan kelelahan yang dialami Nabi ketika mengajari umat di dunia dalam menyebarkan ilmu dan rahmat dari-Nya. Dan beliau selalu mengingatkan kita kan, sampaikanlah walau hanya satu ayat (ilmu)? Karena setiap langkah yang kita tujukan untuk kebaikan, Tuhan akan melipat gandakan kebaikan itu untuk kita dengan pahala dari-Nya. Jadi, apa yang harus kami keluhkan? Tidak ada bukan. :)

Alhamdulillah. Catatan perjalanan ini selesai juga. Meski mungkin catatan ini tak berarti bagi kalian, tapi bagi kami berempat, ada beribu celah harapan yang datang dan berebutan masuk dalam hati. Bahwa setiap mimpi akan tervisualisasi jika kita mau segera beraksi. Namun, jangan pernah melupakan satu hal. Bahwa ada mimpi mimpi lain dari anak anak kecil bermata telaga harapan negeri di sana, untuk kita bantu wujudkan. Meskipun, hanya dengan cara sederhana, dan biasa saja.

Jangan pernah takut memulai mimpi
Kemudian, jangan takut pula berbagi mimpi itu ke setiap insani
Pun, jangan pernah takut untuk  terus beraksi wujudkan mimpi
Bergeraklah sekarang, atau tidak sama sekali



(Terima kasih atas trip Jakarta-Ciputat-Gunung Sindur-Puraseda kemarin, @erny binsa, @lisfatul fatinah, @yuku^^)



*Memoar Oktober di Segi Empat Jakarta, 231012

Komentar

Posting Komentar

Terima kasih sudah singgah. Silakan berkomentar :)

Postingan populer dari blog ini

TRAGEDI LEMBAH HIJAU

Apapun Selain Hujan (Review Buku)

Lima Pencapaian yang Terjadi di 2017